tampilan nama baru


counters

Senin, 16 Mei 2011




KOMPAS.com - Teleskop luar angkasa Kepler telah membuat penemuan menakjubkan. Lewat konferensi pers yang digelar NASA Rabu (2/2/2011) siang waktu Washington atau Kamis (3/2/11) dini hari WIB, hal utama yang diumumkan adalah bahwa Kepler telah menemukan lebih dari 1200 planet dengan 54 diantaranya potensial mendukung kehidupan.
Namun, di luar isu utama tentang penemuan planet yang bisa dihuni itu, Kepler menyimpan temuan lain yang tak kalah menakjubkan. Teleskop luar angkasa yang baru beroperasi tahun 2009 ini menemukan sebuah tata surya baru beranggotakan 6 buah planet. Seluruh planet mengorbit satu bintang induk yang dinamai Kepler 11.
Tata surya baru itu berjarak 2000 tahun cahaya dari bumi. Tata surya ini unik sebab merupakan tata surya pertama yang memiliki jumlah planet transit lebih dari 3. Dalam konferensi pers yang digelar, NASA mengatakan, "Ini adalah grup terbesar planet transit mengorbit satu bintang induk yang pernah ditemukan di luar tata surya kita."
Planet transit secara sederhana bisa dikatakan sebagai planet yang sedang melewati muka bintang atau planet lain sehingga tampak seperti singgah di bintang tersebut. Proses transit yang terjadi mirip proses gerhana. Bedanya, dalam proses transit, benda yang lebih kecil berada di depan benda yang lebih besar sehingga benda kecil itu akan tampak seperti titik di benda besar. Sementara dalam gerhana, benda yang lebih besar melintas di muka benda yang lebih kecil sehingga menutupi. Besar kecil benda relatif dari sudut pandang pengamat. Dalam tata surya kita, tak jarang ditemui Merkurius transit di muka matahari atau planet lain.
Temperatur seluruh planet lebih panas dari Venus, sekitar 400 hingga 1400 derajat Fahrenheit. Para astronom mengungkapkan, seluruh planet yang mengorbit Kepler 11 memiliki ukuran lebih besar dari bumi. Rentang ukurannya sekitar 2 hingga 4,5 kali massa bumi. Planet yang terbesar diperkirakan memiliki ukuran setara dengan Uranus atau Neptunus. Keseluruhannya ditemukan dengan cara melihat peredupan cahaya bintang induk saat planet melintasi wilayah antara bintang dan teleskop.
Keunikan lain tata surya baru ini adalah arsitekturnya. Anggota tata surya Kepler 11 terdiri atas planet-planet tersusun kompak, memadati area di dekat bintang induk. Sebanyak 5 planet seolah mengumpul saling berdekatan sementara 1 lainnya tampak "terpental" karena sedikit terpisah. Planet terdekat adalah Kepler 11-b yang jarak dengan bintang induknya 10 kali lebih dekat dari jarak Bumi-Matahari. Sementara planet terjauh adalah Kepler 11-g yang jarak dengan bintang induknya 1/2 jarak Bumi-Matahari.
Sejauh ini, belum diketahui adanya tata surya dengan arsitektur sedemikian unik. Sebanyak 5 planet yang seolah mengumpul adalah Kepler 11-b, Kepler 11-c, Kepler 11-d, Kepler 11-d dan Kepler 11-e. Sementara, planet yang sedikit terpental adalah Kepler 11-g. Seluruhnya merupakan planet yang terdiri atas campuran batuan, gas dan mungkin air.
Planet Kepler 11-d, Kepler 11-e dan Kepler 11-f mempunyai jumlah gas ringan yang signifikan, menandakan bahwa ketiganya baru terbentuk dalam jangka waktu beberapa juta tahun terakhir. Seluruh planet memiliki waktu revolusi antara 10-47 hari.
Dengan penemuan tata surya baru ini, Kepler semakin memantapkan posisinya sebagai teleskop luar angkasa unggulan masa kini. Prediksi Geoff Marcy, astronom dari University of California di Berkeley, pada tahun 2020 Kepler akan menemukan setidaknya 10.000 planet. Sementara pada tahun 2030, jumlahnya temuannya bisa bertambah 20.000 lagi. Hingga konferensi NASA kemarin, Kepler telah menemukan 1235 planet.



tata surya baru


VIVAnews - Kepler, obeservatorium luar angkasa milik NASA menemukan sistem tata surya yang terdiri dari enam buah planet mengitari bintang serupa Matahari. Oleh sejumlah astronom, planet-planet itu disebut sebagai mini Neptunus.

Lima planet baru itu mengorbit dekat dengan mataharinya (Kepler 11), lebih dekat dibandingkan dengan jarak Matahari ke planet Merkurius milik tata surya kita. Adapun planet keenam berada di jarak yang lebih jauh. Kurang lebih berjarak sama dengan jarak Matahari ke Venus.

“Ini merupakan sistem planet yang sangat rapat,” kata Jonathan Fortney, astronom dari Lick Observatory, University of California, Santa Cruz, seperti dikutip dari National Geographic, 4 Februari 2011. 

Planet-planet tersebut (diberi nama Kepler 11b sampai Kepler 11g), kata Fortney, berukuran relatif kecil, mulai dari 2 hingga 4,5 kali ukuran Bumi. Selain itu, planet baru yang ditemukan juga ternyata sangat ringan. “Ini mengindikasikan bahwa sebagian besar planet-planet itu terdiri dari gas,” ucapnya.

Dari penelitian, diketahui bahwa empat dari enam planet itu memiliki atmosfir tebal yang mengandung hidrogen dan helium.

Dua planet yang lebih dekat ke bintangnya memiliki densitas yang lebih tinggi. Diperkirakan, kedua planet ini memiliki atmosfir yang sebagian besar terdiri dari air, dan hanya sedikit hidrogen dan helium.

“Dapat menemukan banyak planet milik sebuah bintang dan dapat mengkalkulasikan kandungan planet itu merupakan anugerah ilmiah,” kata Fortney. “Sama seperti paleontologis yang mempelajari spesies dinosaurus, astronom bisa melihat banyak dunia lain yang lahir bersamaan untuk lebih memahami transformasi planet-planet,” ucapnya.

Kini, kata Fortney, kita bisa melakukan perbandingan ilmiah. “Kita bisa memperkirakan bagaimana evolusi planet-planet telah menyimpang sejalan dengan waktu,” ucapnya.